Dua kecelakaan lalulintas pada awal tahun 2007 sangat memperihatinkan.
Yang pertama kecelakaan lalulintas laut yang menimpa kapal laut Senopati
Nusantara, yang kedua kecelakaan Pesawat Adam Air. Keduanya diduga
terjadi pada waktu yang berdekatan di kawasan yang sama berdekatan juga
di laut Utara Jawa, dan yang satu di seputar Masalembo.
Duapuluh
enam tahun yang lalu KM Tampomas II terbakar di laut dan karam pada
tanggal 27 Januari 1981. Ah kenapa pada bulan-bulan yang sama ya? memang
bulan-bulan ini merupakan bulan-bulan puncak perubahan musim seantero
Indonesia yang kepulauannya berada di sekitar katulistiwa.
Tetapi kenapa kejadian kecelakaan ini di lokasi yang kira-kira sama? Ah jangan-jangan barangkali mungkin saja.
Pulau
Masalembo sebenarnya sebuah pulau kecil yang berada di ujung Paparan
Sunda. Pulau-pulau kecil ini berada di daerah “pertigaan” laut yaitu
laut jawa yang berarah barat timur dan selat Makassar yang memotong
berarah utara-selatan.
Pola kedalaman laut di Segitiga Masalembo
ini sangat jelas menunjukkan bentuk segitiga yang nyaris sempurna berupa
segitiga sama sisi. Lihat gambar dibawah.
segitiga1
Pada peta
kedalaman laut atau peta bathymetri diatas dapat dilihat adanya bentuk
kepulauan yang berbentuk segitiga. Tinggian yang terdiri beberapa
pulau-pulau ini saya sebut sebagai “SEGITIGA MASALEMBO” atau “THE
MASALEMBO TRIANGLE“. Nah, ada apa saja di daerah seputaran Segitiga
Masalembo ini. Coba kita buka-buka dikit-dikit ya. Tapi jangan mengharap
banyak dari sisi mistisnya, akan lebih banyak saya urai sisi kebumian
dan kelautannya saja
segitiga2
Pertemuan ARLINDO (Arus Laut Indonesia)
Indonesian
Throughflow (ARLINDO), indicate the relationship between the
relationship between ARLINDO and El-Nino Southern Oscillation (ENSO)
(Source, Gordon, A., 1998)
segitiga3
Di atas ini digambarkan
arus laut di Indonesia, terutama Indonesia Timur. Coba perhatikan arus
yang melewati Segitiga Masalembo ini. Pada bagian atas (garis hijau)
menunjukkan air laut mengalir dari barat memanjang di Laut Jawa, berupa
monsoonal stream atau arus musiman. Arus ini sangat dipengaruhi oleh
cuaca dan musim. Sedangkan dari Selat Makassar ada arus lain dari utara
yang merupakan thermoklin, atau aliran air laut akibat perbedaan suhu
lautan. Kedua arus ini bertemu di sekitar Segitiga Masalembo.
Yah,
tentu saja arus ini akan sangat mempengaruhi pelayaran laut disini.
Arus musiman ini sangat dipengaruhi juga oleh suhu air laut akibat
pemanasan matahari tentusaja. Kalau anda masih inget bahwa lintasan
matahari itu bergerak bergeser ke-utara-selatan dengan siklus tahunan.
Itulah sebabnya pada bulan-bulan Januari yang merupakan saat perubahan
arus musiman (monsoon).
Apa menariknya dari ARLINDO ini? Arus ini
membawa air laut dingin dari Samodra Pasifik ke Samodera Indonesia
diduga dengan debit hingga 15 juta meterkubik perdetik!!! Dan hampir
keseluruhannya melalui Selat Makassar!
Tentunya aliran air
sebesar ini bukan sekedar aliran air saja. Banyak aspek lain yang ikut
mengalir dengan aliran air sebanyak itu, misalnya akan terdapat pula
aliran ikan-ikan laut, aliran sedimen laut, juga aliran temperatur air.
Apa saja efek aliran ini dengan proses kelautannya sendiri? Wah tentunya
banyak sekali
Kalau digambarkan secara mudah barangkali profil selat makassar dapat dilihat seperti dibawah ini.
segitiga4
Pada
profil dasar selat Makassar diatas terlihat batuan kalimantan dan
batuan sulawesi berbeda, kalau masih ingat yang aku tulis tentang
pembentukan Patahan-patahan di Jawa di tulisan sebelumnya disini, maka
tentunya mudah dimengerti. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
mencolok antara Indonesia barat dengan Indonesia Timur, seperti yg
ditulis disini sebelumnya. Kalimantan merupakan bagian dari Paparan
Sunda (Indonesia Barat) sedang Sulawesi merupakan bagian dari Indonesia
Timur. Nah garis yang membaginya dulu diketemukan oleh Wallace disebut
sebagai Garis Wallace (Wallace Line). Garis Wallace ini sebenernya hasil
penelitian satwa Indonesia Barat-Timur, namun sebenarnya ada juga
implikasi atau manifestasi dari aspek geologis (batuan penyusunnya).
Dari
Batuannya kita tahu bahwa dibawah selat makasar ini terdapat tempat
yang sangat kompleks geologinya, diatasnya terdapat selat Makassar yang
juga memilki karakter khusus di dunia ini dimana mengalirkan air yang
sangat besar.
Apa yang terlihat lagi? Ya tentunya ada aspek
meteorologis yang memisahkan antara daerah diatas air dengan daerah
diatas daratan yaitu awan. Awan merupakan fenomena khusus yang paling
banyak dijumpai diatas daratan. Itulas sebabnya kalau sedang di tengah
laut coba tengok ke atas, carilah awan. Awan yang berarak akan lebih
banya terdapat di daratan ketimbang di atas lautan seperti gambaran
diatas.
segitiga5
Apa lagi selain awan?
Angin, ya angin
juga akan berhembus karena perbedaan tekanan udara panas. Pada malam
hari saat bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di
laut. Sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya angin laut, para
nelayan.
Perubahan angin darat laut karena suhu ini berubah dalam
siklus harian, namun tentunya ada juga siklus tahunannya atau disebut
siklus monsoon. Looh Monsoon, kok sepertinya juga ada monsoonal stream
yang ada di Arlindo digambar atas. Ya, memang itulah siklus-siklus arus
angin, siklus air itu bertemu bercampur di segitiga Masalembo ini.
Runyem kan?
Seringkali daerah Segitiga Bermuda dihubungkan dengan kondisi magnetisme. Adakah peta magnetik daerah Segitiga Masalembo ini?
Kalau
dibandingkan dengan Segitiga Bermuda, lokasi Segitiga Masalembo juga
tidak menunjukkan keanehannya. Sepertinya keangkeran segitiga Masalembo
ini lebih ditentukan oleh faktor gangguan alamiah yang bukan mistis.
Yang mungkin paling dominan adalah faktor meteorologis termasuk
didalamnya faktor cuaca, termasuk didalamnya angin, hujan, awan,
kelembaban air dan suhu udara yang mungkin memang merupakan manifestasi
dari konfigurasi batuan serta kondisi geologi, oceaografi serta geografi
yang sangat unik.
Kalau memang Masalembo Triangle ini banyak
menimbulkan masalah transportasi (lalulintas), tentunya perlu
rambu-rambu lalulintas laut yang lebih canggih ditempatkan di lokasi
ini. Tetapi bukan berarti zona terlarang masa sih kita tidak boleh
melewatinya sepanjang masa. Misalnya mercusuar khusus, penempatan radar
pemantau. Juga yang tak kalah penting penelitian saintifik tentang
perilaku arus air laut, serta cuaca di daerah ini.
0 komentar:
Posting Komentar